Jakarta dan Semarang berpotensi tenggelam karena beberapa faktor seperti penurunan tanah atau "land subsidence", kenaikan permukaan air laut, dan banjir

Photo: Pexels.com

        Jakarta dan Semarang berpotensi tenggelam karena beberapa faktor seperti penurunan tanah atau "land subsidence", kenaikan permukaan air laut, dan banjir yang semakin parah akibat perubahan iklim.

Penurunan tanah atau "land subsidence" terjadi ketika tanah di bawah kota semakin padat karena beban bangunan dan infrastruktur, serta pengambilan air tanah yang berlebihan. Hal ini menyebabkan permukaan tanah semakin rendah dan berpotensi menyebabkan kota-kota tersebut tenggelam ketika permukaan air laut naik.

Selain itu, kenaikan permukaan air laut yang disebabkan oleh pemanasan global dan pencairan es di kutub juga menyebabkan kota-kota pantai seperti Jakarta dan Semarang terancam tenggelam. Seiring dengan kenaikan permukaan air laut, banjir yang terjadi di daerah pantai juga semakin parah dan berpotensi menyebabkan kerusakan yang lebih besar.

Perubahan iklim juga menjadi salah satu faktor yang memperparah situasi ini. Pola hujan yang semakin tidak teratur dan ekstrem, serta cuaca yang semakin panas, meningkatkan risiko banjir dan kerusakan lingkungan.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi seperti pengendalian penurunan tanah, pengaturan pengambilan air tanah, pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap kenaikan permukaan air laut, dan pengurangan emisi gas rumah kaca untuk mengurangi pemanasan global.